Kenapa Kami Harus Berlayar? Catatan Jelang Kongres Gp Ansor
- Diposting pada 31 Januari 2024
- Oleh Ansor Taiwan Red
- 105 Dilihat
Gunung Kelud dengan segala keagungannya, kemegahan, ketenangan, mistisme, keramat dan kesederhanaan, serta menyimpan kekuatan yang luar biasa dalam diamnya, menjadi nama kapal yang akan kita naiki bersama saat Kongres, kenapa di Kapal Laut? Kapal laut terus bergerak, tidak statis, bukan rumah yang tidak kemana-mana. Kapal selalu siap berlayar dan punya tujuan yang jelas hendak kemana. GP Ansor siap untuk terus bergerak, berlayar, pada satu semangat sejarah moyang kita adalah para petarung samudera yang hebat. GP Ansor adalah masa depan NU dan NU masa depan, kami siap dengan tujuan kami yang jelas pula, bagi kami, berlayar adalah sebuah niscaya.
KM Kelud yang kami pilih, selain soal kapasitas dan instrumen teknis lainnya, ada satu semangat yang kami bawa, Kelud, nama Gunung megah yang kemudian diabadikan menjadi nama kapal laut andalan Indonesia.
Gunung Kelud dengan segala keagungannya, kemegahan, ketenangan, mistisme, keramat dan kesederhanaan, serta menyimpan kekuatan yang luar biasa dalam diamnya, menjadi nama kapal yang akan kita naiki bersama saat Kongres, kenapa di Kapal Laut? Kapal laut terus bergerak, tidak statis, bukan rumah yang tidak kemana-mana. Kapal selalu siap berlayar dan punya tujuan yang jelas hendak kemana. GP Ansor siap untuk terus bergerak, berlayar, pada satu semangat sejarah moyang kita adalah para petarung samudera yang hebat. GP Ansor adalah masa depan NU dan NU masa depan, kami siap dengan tujuan kami yang jelas pula, bagi kami, berlayar adalah sebuah niscaya.
Kami berlayar dalam satu kapal untuk berkongres, satu tujuan yang sama, merasakan ombak yang sama, kader GP Ansor tidak pernah melompat dari kapal besar organisasi. Ada perintah berlayar, maka kami akan berlayar, GP Ansor besar hari ini, karena Muassis kita, poro Muassis NU mengajarkan tentang bagaimana menjadi petarung samudera yang hebat. Menjaga negeri, mencintai Indonesia.
Selama berlayar di KM Kelud nanti, kita akan berkongres, diawali dari Pra Kongres di Tiga Zona kemarin, pada puncaknya, kita akan memilih ketua umum GP Ansor, Nahkoda handal untuk mengarungi samudera pengabdian dan perjuangan, menjadi Khodimul Indonesia dan dunia. Setelah sampai di pelabuhan Semarang nantu, Gus Yaqut, sebagai ketua umum yang sudah purna, akan turun dari KM Kelud, tidak akan ikut berlayar kembali menuju Jakarta, adalah simbol bagaimana Gus Yaqut sudah purna, dan mempersilahkan Nahkoda baru kami untuk memipin pelayaran. GusYaqut mengantar GP Ansor pada titik Kongres kali ini. Gus Yaqut, jika boleh, kami ingin tetap beliau yang menahkodai organisasi tercinta ini, dengan segala capaian GP Ansor saat ini, rasanya tidak berlebihan dengan tidak mengurangi rasa hormat kami untuk para ketua umum sebelumnya, Gus Yaqut adalah Nahkoda terbaik kami dengan segala tantangan yang kami hadapi di tahun -tahun kemarin.
Namun GP Ansor adalah organisasi kader, sekali lagi, legacy terbesar Gus Yaqut hari ini adalah, selain membangun struktur dan manajemen organisasi yang kokoh, adalah berhasil menyiapkan kader-kader terbaiknya untuk melanjutkan perjuangan besar GP Ansor. Siapapun yang akan menahkodai organisasi ini, maka dia adalah kader terbaik kami yang sudah siap, sangat siap bahkan.
Pelayaran kongres GP Ansor kali ini bukan sekadar simbol, bukan sekadar seremonial, namun adalah semangat nilai kewingitan Kelud, petarung samudera yang hebat, siap satu komando dan nilau untuk terus merajut keberagaman Indonesia. Selamat berlayar sahabat-sahabat, selamat berkongres, dan selamat purna khidmat Gus Yaqut. Terimakasih.
Afif Fuad Saidi.Editor MG
Kader GP Ansor.